Pangeran Harry, putera Pangeran Charles dan Putri Diana, selama dua setengah bulan terakhir bertugas bersama pasukan Inggris di Afghanistan. Namun, setelah informasi ini bocor di media massa, para pejabat kini meninjau apakah ia akan tetap berada di negara itu.
Harry, yang berada di urutan ketiga dalam garis takhta kerajaan Inggris, dikirim ke Afghanistan bersama resimennya pada Desember lalu.
Sebelumnya, pangeran berusia 23 tahun itu sempat dijadwalkan dikirim ke Irak namun rencana itu dibatalkan pada Mei 2007. Pembatalan itu dilakukan setelah disadari bahwa rencana itu terlalu berbahaya baginya. Kelompok-kelompok gerilya telah mengancam akan menculik atau membunuhnya setelah mengetahui resimennya akan ditempatkan di Irak.
Kementerian pertahanan Inggris menyatakan, Harry bisa ditempatkan di Afghanistan jika keberadaannya tidak diberitakan. Selama 10 pekan terakhir, media Inggris dan internasional melakukan embargo berita mengenai kegiatannya. Selama berada di Afghanistan, Harry bertanggung jawab atas pengerahan serangan udara terhadap posisi-posisi Taliban di provinsi rawan Helmand di Afghanistan selatan dan melakukan patroli jalan kaki melalui desa-desa setempat.
Pemimpin Angkatan Darat Inggris Jenderal Richard Dannatt mengungkapkan kekecewaannya atas pelanggaran embargo itu oleh media asing, termasuk beberapa di AS dan Jerman. "Karena hal itu telah diketahui umum, kepala staf dan saya akan mempertimbangkan saran para komandan operasional mengenai apakah penempatannya itu akan berlanjut," katanya seperti dikutip Reuters.
Peperangan terus terjadi, saat ini peperangan bukan lagi antar bangsa, tapi menjadi peperangan global. Semoga perdamaian atas bangsa-bangsa bisa terjadi. Dan suatu saat semoga Pangeran Harry bisa mengikuti jejak ibunya, Putri Diana yang menjadi duta perdamaian dan membagi kasih saat melawat bangsa-bangsa.
Sumber : Liputan6/VM